Senin . 13 Oktober 2025

Susanto : PSR Solusi Wujudkan Intensifikasi Perkebunan Sawit

2022-09-21

Program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) yang dicanangkan oleh Presiden Joko Widodo tahun 2017 menjadi salah satu solusi dalam meningkatkan produktivitas hasil perkebunan. Dengan produktivitas yang baik, Indonesia sebagai produsen sawit terbesar di dunia dapat memenuhi kebutuhan sawit yang akan terus meningkat seiring pertumbuhan jumlah pendudukan dan meluasnya kegunaan komoditas ini.

Hal tersebut disampaikan oleh Wakil Ketua Umum II GAPKI, Susanto saat kegiatan Sosialisasi dan Bimtek pelaksanaan Permentan nomor 03 tahun 2022 dan Perdirut no 04 tahun 2022, di Hotel Ibis Pontianak, Selasa (20/9). Menurutnya, program peremajaan sawit bertujuan untuk meningkatkan produksi sawit lewat intensifikasi, atau peningkatan hasil pertanian dengan cara mengoptimalkan lahan perhatian yang sudah ada.

Dia menilai, meskipun Indonesia memiliki lahan yang sangat luas, tapi pemanfaatan lahan selayaknya dibatasi. Peningkatan produktivitas di sektor perkebunan kelapa sawit saat ini sebaiknya tidak lagi lewat ekstensifikasi, atau memperluasan areal pertanian ke wilayah yang belum dimanfaatkan manusia.

"Indonesia memang dikaruniai lahan yang luas tapi tetap harus ada batas," imbuhnya.

Saat ini, produktivitas sawit rakyat masih cukup rendah. Produksi CPO Indonesia rata-rata hanya 3-3,5 ton per hektare. Dengan program PSR, produktivitas CPO ditargetkan naik menjadi lima ton per hektare.

“Meningkatnya produksi sawit tentu akan meningkatkan devisa ekspor," tutur Ketua Dewan Pembina GAPKI Kalbar ini.

Susanto menambahkan, salah satu hal yang perlu menjadi perhatian dalam program PSR adalah penyediaan benih. Dirinya meminta benih yang digunakan merupakan bibit bermutu yang bersertifikat. Saat ini masih begitu banyak ditemukan benih tidak jelas asal dan sumbernya yang ditawarkan kepada petani.

“Penjualan benih plasma palsu ini sangat marak. Termasuk dijual secara online. Kalau benihnya sembarangan, yang terjadi malah produksinya rendah,” tutupnya.